Dokter Umum Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Novita Adibatul Musta’anah, tengah mengedukasi warga binaan dalam kegiatan Sambalada. | Foto: Husni/ Humas Lapas Jogja
YOGYAKARTA - Program Sambang Kesehatan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Lansia dan Disabilitas (Sambalada) yang digagas di Lapas Kelas IIA Yogyakarta terus berkelanjutan. Program inovasi non-TI ini secara konsisten dilaksanakan setiap dua minggu sekali oleh tim medis dari Klinik Pratama Lapas Yogyakarta.
Kepala Lapas Yogyakarta, Soleh Joko Sutopo, menjelaskan bahwa tujuan Program Sambalada ini untuk memantau secara periodik kesehatan para warga binaan dengan baik, sehingga mereka dapat menjalani proses pembinaan dengan lancar.
"Program Sambalada ini penting karena memberikan perhatian khusus kepada WBP lansia dan disabilitas yang memerlukan perawatan kesehatan lebih intensif," jelasnya.
Pada pelaksanaan Sambalada kali ini, terpantau warga binaan yang berusia 60 tahun ke atas dan penyandang disabilitas menjalani serangkaian pemeriksaan yang meliputi tekanan darah, lingkar perut, dan berat badan.
Dokter Umum Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Novita Adibatul Musta’anah, menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini untuk mengetahui status gizi, faktor-faktor risiko untuk penyakit-penyakit degeneratif, dan mendengarkan keluhan kesehatan para WBP.
“Lebih rinci, tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui status gizi mereka, mengidentifikasi faktor risiko penyakit degeneratif, serta mendengarkan keluhan-keluhan yang dialami oleh para WBP,” ujarnya pada Rabu (18/9).
Lebih lanjut Dokter Novita menjelaskan bahwa selain pemeriksaan diberikan juga extra fooding berupa susu sebagai gizi tambahan.
"Kali ini kami juga membagikan susu sebagai bentuk 'extra fooding' untuk 22 WBP yang sudah kami periksa," ujar Dokter Novita.
Bertempat di Sarana Asimilasi Rekreasi dan Edukasi (SARE), seorang WBP menerima susu sebagai tambahan gizi dalam program Sambalada. | Foto: Husni/Humas Lapas Jogja
Menutup keterangannya, Kepala Lapas mengatakan bahwa program kesehatan ini merupakan bagian dari komitmen Lapas Yogyakarta untuk memberikan pelayanan yang ramah kepada kelompok rentan. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa Lapas Yogyakarta siap menjadi role model instansi Penyelenggara Pelayanan Publik (UPP).
“Kami berkomitmen menjadi pionir penyelenggara pelayanan publik ramah terhadap kelompok rentan, tak terkecuali bagi warga binaan,” tandasnya. [HT]